Perjalanan DBL Indonesia selama 21 tahun menjadi liga basket pelajar terbesar se-Indonesia memberikan warna yang berbeda untuk setiap partisipannya. Seluruh peserta yang pernah berpartisipasi di kompetisi DBL pasti mempunyai kesan dan pengalamannya tersendiri.
Hal itu turut dirasakan oleh Wahyu Titis. Pelatih asal SMA Sedes Sapientiae Semarang itu membagikan kisahnya selama ia berkembang dan bertumbuh bersama DBL. Coach Titis, biasa ia dipanggil, memulai perjalanannya bersama DBL di tahun 2009 lalu.
Saat itu, ia merupakan pemain basket dari tim putri SMA Karangturi Semarang. Coach Titis berhasil membawa Karangturi berhasil menjadi juara di pengalaman pertamanya mengikuti kompetisi DBL Semarang.
Setelahnya, ia fokus belajar untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. “Saya kuliah di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Itu karena saya ditawari beasiswa 100 persen,” tuturnya.
Baca juga: 21 Tahun DBL Indonesia: Let’s Get Loud
Yup, setelah menang bersama Karangturi, tawaran untuk berkuliah di universitas di daerahnya mulai berdatangan. Salah satunya adalah Udinus. Ia ditawari beasiswa penuh oleh seorang temannya, melalui jalur basket.
Coach Titis melanjutkan, beasiswa ini datang setelah ia berhasil membawa Karangturi menuju kemenangan di DBL Semarang. Ketika melanjutkan studinya di universitas pun, ia tetap aktif bermain basket. Bahkan, ia selalu mengikuti kompetisi Liga Mahasiswa (LIMA) bersama almamaternya.
“Baru di tahun 2012 saya diajak oleh pelatih Sedes, Alm Pak Songga, untuk ikut melatih tim basket Sedes. Di tahun 2015, akhirnya berhasil menang di DBL Semarang. Di situ lah, saya terpilih menjadi pelatih yang masuk First Team DBL Semarang, ikut DBL Camp pertama kali,” ungkapnya.
Sejak saat itu, Coach Titis tidak pernah absen satu kali pun sebagai pelatih basket Sedes. Bahkan, ia semakin bersemangat untuk terus mengabdi pada Sedes dan menjaga eksistensi mereka di DBL Semarang.
Praktis, sudah 16 tahun Coach Titis berkembang bersama DBL Indonesia. Paling baru, Coach Titis juga berhasil terpilih menjadi salah satu pelatih yang berpartisipasi di Kopi Good Day DBL Camp 2025, tepat di tahun ke-15nya berjalan beriringan bersama DBL.
Baca juga: Justin Patrick Alex: DBL Indonesia Membuka Pintu untuk Menimba Ilmu di Amerika!
Menilik perjalanannya ini, Coach Titis merasa DBL jadi tempatnya tumbuh. “Ternyata dari basket bisa mendapatkan pendidikan, pekerjaan, sampai saya hidup di basket,” ujar pelatih yang memulai karier basketnya sejak SMP itu.
“Pokoknya saya itu, kalau di basket, sebagai jalan hidup sampai sekarang. Saya dulu kuliah, jadi pemain, sekaligus jadi pelatih juga. Akhirnya saya juga bisa pergi ke Surabaya dan Jakarta juga buat ikut DBL Camp. Panjang perjalanan saya,” lanjutnya.
Selama 16 tahun Coach Titis terus berkembang dan meneriakkan dengan lantang perjalanannya bersama DBL, ia berharap kompetisi basket pelajar ini terus bertumbuh dengan baik dan besar. Sebab, peluang untuk setiap partisipannya terbuka sangat lebar dengan mengikuti kompetisi ini.
“Kalau saya pribadi, sebagai coach, event DBL ini jadi event yang paling ditunggu oleh pemain dan pelatih karena efeknya gede banget. Pertama, pemain dan pelatih lebih effort untuk tampil di DBL. Pemain harus berjuang untuk menang, pelatih juga berjuang supaya dapat kesempatan ikut DBL Camp, bertemu dengan pelatih-pelatih dari luar negeri dan menimba ilmu,” terangnya.
Kedua, Coach Titis melanjutkan, aturan-aturan yang diterapkan membuat kompetisi DBL jadi lebih eksklusif dibandingkan dengan kompetisi lain. Hal itu membuat pemain dan pelatih merasa lebih disiplin. Ia juga tak menampik ada beberapa aturan yang begitu menguntungkan untuk permainan timnya.
Baca juga: Perjalanan 21 Tahun DBL Indonesia dan Suara Lantang yang Terus Menggema!
“Dari sisi pendaftaran, kostum, aturan main, dan lainnya, pokoknya feelnya beda banget. Aturannya memang agak ribet, pelatih harus pakai kemeja, celana kain panjang, sepatu pantofel. Tapi, itu justru yang bikin beda banget sama event lain. Atmosfernya beda banget saat melatih untuk kompetisi DBL, itu yang paling ditunggu-tunggu,” tutupnya.
Coach Titis adalah salah satu bagian dari partisipan DBL yang turut merasakan dampak dari kehadiran kompetisi DBL selama ini di Indonesia. Selama 16 tahun perjalannnya, ia mendapat banyak pelajaran, pengalaman, hingga membuka peluang baru.
Hal ini sejalan dengan tema “Let’s Get Loud” yang diusung oleh DBL Indonesia di tahun ke-21. Di usia yang masuk fase dewasa ini DBL Indonesia ingin melibatkan semakin banyak pihak. Bersama-sama berteriak lantang. Bersama-sama mengajak masyarakat untuk bergerak aktif lewat olahraga dan merasakan dampaknya. (*)
Lihat profile pelatih selengkapnya di halaman di bawah ini!