JOGJAKARTA-Kehadiran SMAN 9 Yogyakarta di ajang Honda DBL D.I. Jogjakarta Series tahun ini terasa spesial. Di pinggir lapangan, baik tim putra maupun tim putri, tak hanya didampingi oleh oficial dan juga tim dance. Namun ada juga si Brecko, maskot tim sekolah yang beralamat di Sagan itu.
Asal tahu saja, ini adalah debut bagi Brecko di ajang Honda DBL. DBL.ID berkesempatan untuk berbincang dengan Harimurti, orang dibalik maskot berbentuk ayam ini. Siswa kelas 12 ini menceritakan bagaimana akhirnya sekolah yang ia cintai memiliki maskot.
Menurutnya keinginan untuk membuat maskot sudah ada sejak tahun-tahun sebelumnya. “Namun dulu belum terlalu diseriusi. Termasuk dana, kita belum punya alokasi khusus untuk bikin Brecko ini,” katanya.
Keinginan itu akhirnya terwujud di DBL tahun ini. Hari, panggilan akrabnya, mengatakan koordinator pendukung Trapsila secara khusus menghimpun dana. “Kita kumpulin dari profit gelaran event yang sekolah kami adakan. Selain itu juga dari iuran,” kisah Hari.
Ketika ditanya mengapa memilih ayam sebagai maskot, Hari sebenarnya tak mengetahui secara pasti. Ia hanya menduga hal tersebut tak bisa lepas dari lingkungan sekolahnya. Warga Sagan, nama daerah dimana SMAN 9 Yogyakarta berada, ditengarai banyak yang memelihara ayam.
“Makanya sekolah kami banyak ayam kali ya,” cetus Hari.
Aksi Brecko di lapangan tergolong unik. Tak hanya bergoyang, Brecko kerap kali juga ekspresif, termasuk ketika tim Trapsila mencetak angka maupun tertinggal. Ia juga suka bertingkah dengan duduk di bangku VIP dan mengawasi pertandingan layaknya pelatih. Sesekali ia juga sering iseng dengan crew DBL Jogja.
Hari menyebut tingkah konyolnya itulah yang membuat ia dipilih memeragakan si Brecko. Buat Hari hal itu merupakan kebanggaan tersendiri lantaran dirinya bisa berkontribusi bagi Trapsila.
“Paling tidak kebiasaan usil dan tidak bisa diam yang aku punya ini tersalurkan dengan positif,” celoteh Hari sambil tertawa.
