ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Eskpresi bahagia Tasya Kusuma Dewi ketika berhasil membawa SMA Jubilee Jakarta juara untuk pertama kalinya di DBL Jakarta!

Spesial pakai telor. Begitu kira-kira ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan perjalanan melantai Tasya Kusuma Dewi, penggawa SMA Jubilee Jakarta di Honda DBL with Kopi Good Day seri Jakarta.

Tasya -sapaan karibnya- sudah membela sekolah tercinta selama tiga musim. Selama tiga musim itu pula, hal-hal baik baru ia tuai pada tahun terakhirnya (musim 2025).

Pada dua edisi sebelumnya (2023 dan 2024), Tasya lebih banyak mengusap air mata ketimbang merayakan gelar juara. Ya, Tasya sudah berada di skuad Jubilee sejak final pertama DBL Jakarta digelar di Indonesia Arena (musim 2023). 

Musim ini ia tak mau kembali mengusap air mata. Kembali melihat lawan tandingnya mengangkat piala. Kembali merasakan luka yang mungkin tak pernah ia temukan obatnya.

Sejak sebelum laga final dimulai, ambisinya untuk juara begitu besar. Tasya ingin menang dan mematahkan hegemoni SMAN 70 Jakarta. Sangat ingin.

“Tahun terakhir ini aku mau mematahkan kutukan kalau Jubilee tak bisa mengalahkan Jupul (sebutan SMAN 70 Jakarta),” kata Tasya pada jumpa wartawan di Indonesia Arena sehari sebelum laga final (Kamis, 20 November 2025).

Baca juga: Ricky Lesmana, Nakhoda di Balik Kisah Sukses Kapal Buksi selama DBL Jakarta

Omongan itu tak sekadar ia ucapkan saja. Bukan cuman sesumbar atau teror kepada lawannya. Omongan tersebut Tasya yakini sebagai sebuah doa yang ia panjat.

Hasilnya? Jubilee berhasil mengalahkan Jupul dengan skor akhir 36-32. Hal ini membuat Jubilee keluar sebagai ratu baru DBL Jakarta.

“Kebukti kan. Kenyataan sekarang ya Jakarta punya Jubilee,” ujarnya.

Dalam perjalanannya untuk mempersembahkan gelar juara tidak mudah. Tasya sempat menemui jalan buntu. Ia sempat frustasi karena cedera bahu yang datang pada situasi tak terduga.

Baca juga: Efrael Yerusyalom yang Mengambil Alih Mandat Kapten Buksi Saat Riovaldo Cedera

“Pas Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) itu aku sempat cedera bahu. Itu bikin aku frustasi banget. Apalagi kan jadwalnya lumayan berdekatan sama final DBL Jakarta. Ngerasa kayak bisa gak ya ini aku bangkit,” ceritanya.

Tasya lantas menambahkan, “Bahkan aku sempat takut kalau ini gak bisa bangkit bagaimana. Ternyata aku bisa bangkit,”

Salah satu stimulus yang membuatnya bangkit adalah melihat video-video lamanya ketika bermain basket.

“Aku selalu lihat video-video aku main basket waktu kecil. Itu bikin aku sadar kalau main basket itu seru lho. Dan masih banyak mimpi yang belum aku capai,” terangnya.

Tasya sukses menutup perjalanan masa SMA-nya dengan spesial. Selain berhasil mempersembahkan gelar juara, Tasya juga terpiliih sebagai penggawa Kopi Good Day First Team DBL Jakarta dan MVP DBL Jakarta 2025!

Pasang Surut Perjalanan Karier Tasya Kusuma Dewi di DBL JakartaDBL Jakarta 2025 menjadi tahun terakhir Tasya Kusuma Dewi (kiri) melantai membela SMA Bukit Sion Jakarta

“Di luar dari prediksi aku. Tapi ini bikin aku berani buat bermimpi lagi. Aku mau kepilih All-Star. Dan semoga itu jadi bekal aku buat bawa nama Indonesia di level senior,” cetusnya.

Perjalanan Tasya Kusuma Dewi di panggung DBL Jakarta kiranya bisa menjadi inspirasi. Bahwa tak ada yang instan untuk menggapai sebuah mimpi dan prestasi. Bahkan, Tasya sampai perlu mencoba tiga kali untuk bisa menggapai mimpinya. Perlu jatuh lebih dulu untuk bisa bersinar. Keren, Tasya!

Profil Tasya Kusuma Dewi bisa kalian cek di bawah ini.

Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY