ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Genesius Garas Xaverio (kiri, jersey #8) saat melakoni musim debut pada Honda DBL DKI Jakarta Series - South Region musim 2019 kemarin. (source: DBL Indonesia)

Melakoni debut perdananya di Honda DBL DKI Jakarta Series tahun lalu menjadi suatu pengalaman berharga yang nggak terlupakan bagi Genesius Garas Xaverio. Yaps, garda SMA Kolese Gonzaga itu ingat betul bagaimana euforia pertandingan kala ia menjalani status sebagai seorang rookie alias pendatang baru.

Ditonton ribuan pasang mata yang memadati GOR Bulungan. Venue dilangsungkannya seleksi Seri Ibu Kota untuk wilayah Jakarta Selatan atau South Region. Ditambah lagi, ia langsung tampil pada big match melawan rival berat tim basket sekolahnya,  yakni SMA Al Izhar Pondok Labu.

“Seru banget sih. Atmosfernya beda banget sama tanding pada kejuaraan antarklub atau turnamen-turnamen biasa. Jadi waktu pertama kali itu tegang tapi seru, beruntung bisa main di Honda DBL,” ungkap Garas. 

Namun sayangnya, rookie Gonzaga itu tak bisa mengantarkan kemenangan buat timnya. Gonzaga harus takluk di babak awal dari Al-Izhar.

“Aku kurang puas dengan hasil tahun lalu. Kami langsung ketemu lawan yang cukup berat. Masih ada perasaan yang ganjel, tapi pertandingan itu aku jadikan pelajaran buat musim berikutnya,” tandasnya.

 

Sebenarnya, debut Garas sebagai seorang rookie cukup moncer kala itu. Ia menjadi pencetak poin terbanyak kedua bagi Gonzaga, setelah seniornya, Ferdinand Nursalim.

Bermain selama 19 menit 6 detik, ia membukukan 9 poin dan 4 rebound serta 3 steal. Catatan itu menjadi bukti bahwa dirinya adalah sosok yang menjanjikan bagi Gonzaga kedepannya.

“Cukup puas, tapi buat aku torehan poin bukan masalah, aku lebih pentingin gimana aku bisa kontribusi buat tim” ujarnya.  

Student athlete kelahiran 11 November 16 tahun silam itu juga kerap menyita perhatian seisi GOR. Meski bertipikal small man, Garas selalu bermain ngotot.

Ia berani merangsek ke dalam paint area lawan. Hal itu jadi ciri khas dari cowok berpostur 172 sentimeter tersebut. Tak heran, ia digadang-gadang bisa menjadi the next Ferdinand Nursalim bagi Gonzaga.

Musim ini, Garas akan berstatus sebagai sophomore atau pemain yang menginjak musim kedua di pentas Honda DBL.“ Pengalaman tahun lalu aku jadikan motivasi, biar terus berjuang di tahun tahun berikutnya,” tungkasnya.

Sadar masih memiliki dua tahun lagi untuk berlaga di Honda DBL, Xaverio memiliki target yang tinggi. Ia pengin membawa Gonzaga menjadi penguasa di Jakarta Selatan.

Lebih lanjut ia juga akan berusaha untuk tembus menjadi skuad Honda DBL Indonesia All-Star. “Aku juga pengin berjuang agar bisa terbang ke Amerika,” tegasnya. (*)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY