ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Tenggat waktu pengumpulan Physical Development berakhir. Menurut Kanaya Dianne Tandu Sudiyanto, tantangan di playoff ViCee Skills Competition lebih susah daripada babak penyisihan kemarin. Student athlete dari SMA Kolese Loyola Semarang ini, menyelesaikan tantangan di babak playoff membutuhkan kerja keras. Selain sulit juga karena persaingannya semakin ketat.

Kanaya sendiri menjadi satu-satunya perwakilan dari sekolahnya. Tapi, hal itu tak menyurutkan semangatnya. Apalagi selama pandemi ini ia lebih banyak berlatih private bersama sang pelatih. Kanaya berlatih seminggu sekali, dan mengerjakan challenge pada senin sampai rabu. Sedangkan di hari lainnya, Kanaya sibuk berkutat dengan tugas dari sekolah yang menumpuk. Kendati demikian, siswi berumur 16 tahun ini tetap konsisten untuk menyelesaikan challenge sesuai dengan waktu yang ditentukan.

“Sekolahku ini dari dulu terkenal berat sih, sekolahnya memang jam 8 sampai jam 2. Tapi, tugasnya yang banyak banget, tugas video, dan makalah. Makanya aku latihan seminggu sekali. Kerjain challengenya hari senin sampai rabu, sehari bisa kerjain 3 sampai 4 challenge, sekitar jam 3 sampai setengah 5 sore,” paparnya.

Bagi Kanaya, challenge Advance Rebound-lah paling menantang. Ia berpikir jarang ada perempuan sebaya yang bisa melakukan itu. “Menurutku yang menantang sih, Advance Rebound. Jarang ada perempuan yang seumuran denganku bisa melakukan rebound tanpa menyentuh tanah dulu. Aku sebenernya udah bisa, cuma agak sulit kalau releasenya pakai tangan kiri,” ujarnya.

Menjadi satu-satunya perwakilan dari sekolah, Kanaya berharap bisa masuk ke Top 10 ViCee Elite Players. Ia ingin membanggakan sekolahnya. “Pastinya aku ingin jadi Top 10 ViCee Elite Player, banggain sekolah. Kemudian aku berharap biar pandemi segera selesai di Indonesia, agar bisa bertanding basket lagi,” harapnya.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY