SMAN 1 Puri Mojokerto (Castle) tampil spartan di Honda DBL with Kopi Good Day 2023 East Java Series-North Region. Mereka berhasil melaju ke babak Big Eight setelah menuntaskan perlawanan SMA Ciputra.
Di balik permainan spartan itu, ada dua pemain yang tampak serupa di lapangan. Razzan Manggala Putra Budiono dan Muhammad Raihan Putra Budiono. Melalui penampakan di lapangan dan gestur mereka, banhak yang mengira keduanya adalah sosok saudara kembar. Namun ternyata tidak.
Keduanya memang saudara, terpaut satu tahun bedanya. Rasanya, jarak yang dekat tersebut membuat mereka tampak seusia. Plus ditambah gaya rambut Castle yang hampir serupa, keduanya pun terlihat tak berbeda.
Perjalanan keduanya di dunia basket ternyata cukup berbeda. Razzan sang kakak menyebut, dirinya tertarik di basket karena dorongan dari teman-temannya sejak kelas 6 SD. Sedangkan Raihan yang saat ini kelas 11, mengaku tertarik di dunia basket karena dorongan dari ayahnya saat kelas 5 SD.
"Awal banget aku sebenarnya suka sepak bola, tapi di dorong ayah ke basket biar sama seperti kakak dan akhirnya suka sampai sekarang," ungkap Raihan.
Raihan (kiri), Razzan (kanan) berfoto bersama usai tanding di DBL, Kamis 17 Agustus
Baca juga: Impian Main Bareng Terwujud, Duo Bersaudara Aurelio-Abner Siap Bawa NSA Berjaya
Berangkat dari hobi yang sama itu, mereka sering diikutkan satu klub yang sama dan berlanjut hingga di SMA yang sama yaitu di 1 Puri Mojokerto
"Aku milih 1 Puri Mojokerto, soalnya itu satu-satunya sekolah yang menurutku bagus di Mojokerto walau di sana berarti akan bermain bareng kakak juga," ujar Raihan bernomor punggung tujuh ini.
Meski satu sekolah, satu tim dan satu klub basket yang sama, saat ditanya apakah mereka termasuk saudara kompak? Spontan mereka bilang tidak.
"Gak kompak-kompak banget. Biasa aja mungkin ya. Karena kita punya kesibukan sendiri-sendiri juga. Walau di rumah, kita jarang latihan bareng atau ngobrol," balas sang kakak bernomor punggung satu ini.
Pun begitu, ada dua lini kehidupan yang secara selera mereka cukup kompak. Pertama bahwa nasi goreng adalah makanan favorit mereka. Kedua mengenai masa depan mereka. "Kalau aku sama adik jalanin basket ini sekedar hobi bukan jadi pekerjaan. Kalau pekerjaan, kita maunya kedinasan," tambah Razzan.
Meski sekadar hobi, Razzan dan Raihan diarahkan dengan baik oleh Sang Ayah. Bahkan, ayah mereka kini masuk dalam jajaran ofisial tim. Secara status resmi, Sang Ayah meman companion parent. Namun faktanya, Eko Budiono juga didapuk sebagai manajer tim oleh sekolah.
"Ayah kami bukan pelatih, cuman wali murid biasa yang sangat mendukung tim basket Castle. Makanya di minta tolong sama sekolah jadi manager tim sudah setahun ini," terang Razzan.
Keberadaan Sang Ayah yang langsung ada di pinggir lapangan membuat keduanya memiliki semangat tambahan di lapangan. Keduanya pun kompak menilai kehadiran Sang Ayah bukan menjadi beban mereka untuk tidak tampil lepas.
"Senang soalnya kalau waktu permainanku jelek ada yang suport dan ngasih semangat buat kita. Ayah mukul rata semua, jadi tidak ada yang diindahkan," tutupnya.
Keluarga Budiono akan terus menyokong Castle setidaknya sampai musim ini. Razzan yang sudah kelas 12 akan lulus tahun depan. Keduanya pun sepakat untuk berupaya sekuat tenaga membawa Castle melaju sejauh mungkin, mengukir prestasi dan sejarah untuk Mojokerto!.
Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024 digelar di 30 kota dan 22 provinsi se- Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All- Star melalui DBL Camp.
Mendukung gelaran utama Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024 ada juga Pond’s Men 3X3 Competition yang juga digelar di seluruh kota penyelenggaraan Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024. Saksikan siaran langsung seluruh laga Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024 di Youtube DBL Play.(*)
Profil pemain kakak adik ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)
