ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Jaccey Vanessa saat beraksi dengan X-Changes dance crew dari SMA Petra 1 Surabaya

Pantang menyerah. Begitulah kamus hidup Jaccey Vanessa. Siswi SMA Petra 1 Surabaya yang mengikuti UBS Gold Dance Competition 2022 itu merasakan jatuh-bangun membangun karir sejak masih balita. Jaccey -panggilannya- sudah riwa-riwi ke berbagai negara untuk mengasah kemampuan menarinya. Terutama balet. 

Jaccey mulai mempelajari balet di usia tiga tahun. Bahkan ia juga masuk program khusus untuk fokus kompetisi di luar negeri. Meskipun Jaccey belum beruntung di ajang Asian Grand Prix pertamanya tahun 2017, remaja yang sekarang berusia 15 tahun itu tak ada kapoknya. Jaccey terus mendaftarkan diri untuk kejuaraan lainnya. 

“Jadi memang waktu itu belum menang. Tapi aku tetap semangat, kuncinya latihan dan terus dengerin nasehat dari guruku,” ujar Jaccey.

Terbukti. Jaccey akhirnya menyabet medali emas di Hongkong Cup Challenge Dance Competition tahun 2018, medali perak di Asian Elite Dance Competition Hongkong tahun 2018 hingga medali perak dalam kompetisi Youth Art Festival SIngapore tahun 2021. Remaja yang hobi main piano itu juga menduduki 10th Place Asian Grand Prix tahun 2019.

Meraih top level memang butuh perjuangan. Jaccey harus merasakan ketatnya latihan. Menata mental ketika di atas panggung. Hingga membagi waktu antara sekolah dan bimbingan balet. Bahkan, ia juga harus terus fokus dalam target pelajaran baletnya. 

“Capek banget memang. Ada satu titik rasanya pengen berhenti. Tapi aku sudah melangkah sejauh ini, kan eman kalau berhenti. Jadi aku meyakinkan diri untuk bangkit kalau lagi sedih. Ada masanya aku nangis hampir sebulan karena mikir soal balet,” terangnya.

“Di balet juga banyak cerita mengesankan. Jadi pas aku ikut Canaan Dance Competition di Malaysia itu, aku sudah takut duluan kan. Karena peserta lain keren-keren. Terus pas sudah tampil guruku sempat mengkritik beberapa gerakan. Dan pikiranku memang sudah nggak akan lolos. Tapi Puji Tuhan, sore aku dikabari kalau masuk final.”

Terjunnya Jaccey ke dunia tari dan main musik juga tak lepas dari peran orang tuanya. Saat masih kecil, papa mamanya lah yang mendorong Jaccey untuk mengikuti kursus. “Mama itu kebetulan guru menari, tapi bukan ballet, lebih ke modern dance. Kalau musik kayaknya memang dari papa karena punya bisnis di industri musik,” ujarnya.

Saat ini, Jaccey sedang fokus mengerjakan beberapa project. Misalnya music video yang membutuhkan penari balet. Ia juga mengaku sedang fokus ke UBS Gold Dance Competition tahun ini. Yang digelar bersama Honda DBL with KFC 2022 East Java Series. 

Namun, balet bukan satu-satunya tempat prestasi Jaccey berada. Ia juga melanglang buana di dunia model. Kerennya lagi, Jaccey tak pernah berniat kursus modelling. Semua berawal dari ketidaksengajaan audisi yang dilakukannya.

Baca Juga: Momen Keseruan DBL di Kotamu Jangan Lewat Begitu Saja, Begini Cara Dapat Fotonya

“Awalnya adikku itu ikut audisi model gitu. Terus sama jurinya ditawari nggak sekalian nyoba aja tah. Mamaku juga bilang ya sudah coba aja. Padahal aku cuman pake sendal waktu itu. Terus akhirnya aku pinjam heels-nya orang sebelahku. Kalau sekarang ya sudah ambil private-private catwalk gitu,” sambung remaja yang mengidolakan Matt Stefanina dan Paris Cavanagh itu.

Gelar yang diraihnya dalam dunia modelling juga tak sedikit. Di antaranya, Fotomodel Remaja Terbaik Jatim 2020, menduduki posisi kedua di JIF Entertainment Fashion Show Competition 2020 hingga Model Remaja Favorit Jatim 2020.

Masih dengan bidang yang digelutinya, Jaccey Vanessa punya cita-cita membangun sekolah khusus menari. Tak hanya balet. Tapi semua jenis tarian. Misalnya hip hop, kontemporer hingga jazz.  

“Karena aku sendiri juga nggak hanya mendalami balet. Aku juga mendalami tarian lain, jadi aku pengen jadi guru dance yang mencakup banyak jenis tarian. Semoga bisa,” pungkas Jaccey.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY